“Bagaimana cara gula mengawetkan buah-buahan, misalnya dalam
pembuatan selai dan manisan? Saya tahu bahwa gula, entah bagaimana,
pastilah berfungsi membasmi kuman, tetapi belum pernah terpikir oleh
saat bahwa gula termasuk germisida, dan andaikata gula sangat mematikan
bagi bakteri, mengapa gula tidak berbahaya sama sekali bagi kita?”
Pemakaian
gula untuk mengawetkan makanan sama sekali bukan cara satu-satunya.
Pada prinsipnya, Anda dapat membuat selai strawberry mengunakan garam,
alih-alih gula, dan bahan ini akan mengawetkan nya cukup lama, sama
seperti gula. Bahkan sesungguhnya jauh lebih lama. Lagi pula garam telah
digunakan ribuan tahun silam untuk mengawetkan ikan dan daging. Ikam
salmon olahan terasa lezat dibuat dengan campuran garam dan gula, ikan
salmon olahan ini disebut gravalx.
Walaupun gula dan
garam menjalankan tugas mereka dengan baik sekali untuk membunuh atau
melumpuhkan mikroorganisme sehingga makanan tidak basi, bahan- bahan ini
mengawetkan makanan hanya dengan menaburkan sedikit garam atau gula ke
atasnya. Tapi, kalau Anda menggunakan gula atau garam secukupnya,
sehingga gula atau garam itu larut dalam cairan makanan itu sampai
membentuk larutan yang setidaknya 20 atau 25 persen, kebanyakan bakteri,
jamur dan kapang tidak mampu bertahan hidup.
Tentu saja, mereka bukan
mati karena terserang diabetes atau tekanan darah tinggi, yang terjadi
adalah bahwa larutan gula atau garam menghisap hamper semua air dari
bandit-bandit tersebut membuat mereka mengalami dehidrasi, akibatnya
mereka mengkerut dan selanjutnya entah mati atau lumpuh. Pada hakikatnya
tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan hidup tanpa air, dan
makhluk-makhluk kecil bersel satu yang sangat kecil ini bukan
pengecualian.
Bagaimana sebuah larutan garam atau gula dapat menghisap air dari suatu benda atau makhluk hidup? Jawabannya adalah melalui osmosis,yang
sepintas seperti sebuah istilah serbaguna yang cenderung digunakan
untuk semacam peresepan yang misterius. (Sebagai contoh, ada untuk
segala macam peresepan yang misterius.
Osmosis sesungguhnya hanya
salah satu macam peresapan, osmosis adalah peresapan air melalui sebuah
membrane tipis dan itu terjadi setiap kali ada dua larutan berbeda
konsentrasi (kepekatan) di seberang menyeberang sebuah membrane.
Membrane itu harus semipermiabel, yakni memperbolehkan molekul-molekul
air meresap, tetapi tidak memperbolehkan molekul-molekul lain.
Kebanyakan membran seperti kertas tipis yang memisahkan organ-organ dari
yang lain pada tumbuhan dan hewan bersifat semiperiabel. Dalam tubuh
kita, membran tersebut antara lain dinding sel-sel darah merah dan
dinding sel-sel darah merah dan dinding pembuluh kapiler.
Dalam
osmosis, ada transfer netto molekul-molekul air melalui membran dari
larutan satu ke yang lain, tetapi tidak ada air melalui membrane dari
larutan satu ke yang lain, tetapi tidak pada arah sebaliknya. Kita boleh
menyebut membrane sebagai jalan satu arah bagi molekul-molekul air.
Arah lalu lintas itu sendiri bergantung pada konsentrasi relative kedua
larutan. Air akan mengalir dari larutan yang kurang pekat ke larutan
yang lebih pekat. Coba kita amati yang terjadi pada bakteri-bakteri
pembusuk dalam sebuah strawberry.
Bakteri pada dasarnya adalah
segumpal kecil protoplasma mirip jeli yang terbungkus dalam sebuah
dinding sel yang berfungsi sebagai membrane semipermeabel. Protoplasma
bakteri tidak lain dari air dengan macam-macam bahan terlarut di
dalamnya-protein dan bahan kimia lain yang penting sekali bagi sang
bakteri tetapi tidak perlu di bahas sekarang.
Sekarang, coba kita
banjiri makhluk bermembran ini dengan air garam atau air gula sangat
pekat. Tiba-tiba konsentrasi bahan terlarut di luar sel lebih tinggi
daripada disebelah dalam. Itu mengandung arti bahwa molekul air yang
dapat bergerak bebas di larutan luar relative lebih sedikit, karena
terhalang oleh molekul-molekul bahan terlarut.
Dengan demikian di
sini kita menghadapi sebuah situasi tak seimbang dengan perbedaan
konsentrasi molekul-moleluk air bebas di sebelah menyebelah sebuah
membrane tipis yang dapat dilewati air. Ternyata hokum alam tidak suka
dengan ketidakseimbangan ini, maka alam selalu berusaha membenahinya
kembali semampunya. Dalam hal ini, keseimbangan dapat dipulihkan jika
sebagian molekul air bebas di sebelah dalam sel dapat pindah ke luar
melalui membrane. Jadi seperti itulah tejadi.
Dalam peristiwa
osmosis, seolah-olah ada semacam tekanan yang memaksa air lewat melalui
membrane dari ruang konsentrasi rendah ke ruang konsentrasi tinggi.
Ilmuwan biasa menyebut tekanan itu tekanan osmosis, dan mereka memperlakukannya sama seperti terhadap tekanan gas.
Untuk
bakteri kita yang sial, hasil akhirnya, air akan di hisap ke luar
sampai ke tingkat yang membuatnya mati atau setidaknya terlalu lemah
untuk bereproduksi. Dalam kasus mana pun, kesehetan kita tidak terancam
lagi. Dengan alasan yang sama, orang-orang dari kapal karam ketika
terkatung-katung dalam perahu penyalamat atau rakit di tengah laut
mereka tidak dapat minum air laut. Meminum air laut akan membuat mereka
mengalami dehidrasi fatal.
Nasib yang sama tampaknya telah dialami
oleh ikan air tawar yang ditaruh dalam air laut. Osmosis akan menghisap
air dari sel-sel ikan, untuk “mengencerkan” air laut yang lebih pekat,
maka ikan itu akan mati karena dehidrasi-sebuah cara mati yang agak
ironis buat satwa air.
Source : disini