Copyright © kontemporer
Design by Dzignine

Apa itu Bad Mood ?

Sering sekali orang menyebut dirinya sedang bad mood. Apa sih bad mood itu ?

Bad mood adalah suatu jiwa yang murung, dimana bagian otak kita yang berfungsi menahan emosi kelelahan, yaitu Prefrontal Cortex.
Masing-masing orang memiliki tingkat bad mood sendiri-sendiri. Ada yang mudah bad mood, dan ada juga yang jarang bad mood.




Seorang ilmuwan, Roy Baumeister seorang ahli psikologi Florida State University melakukan eksperimen, yang menunjukkan bahwa Prefrontal Cortex menjadi lemah saat kemampuan memorinya diekspoitasi.

Dalam eksperimen ini respodennya yang merupakan mahasiswa S-1 diminta menontoh sebuah video dengan kata-kata acak berjalan di bawahnya ( seperti subtitle ) sambil mengabaikan kata-kata tersebut.
Kemudian, mereka diberi limun. Setengah responden tersebut diberi limun yang dibuat dengan gula asli, setengahnya lagi dengan gula tiruan.

Setelah mereka minum limun dan glukosanya masuk ke dalam aliran darah dan otak( sekitar 15 menit ), Baumeister meminta mereka memilih apartemen.
Hasilnya, mahasiswa-mahasiswa yang minum gula tiruan cenderung mengandalkan intuisi untuk memilih tempat tinggal mereka.

Menurut Baumeinster, otak rasional mahasiswa tersebut lelah karena berpikir ( tidak memperhatikan kata-kata yang berjalan ). Mereka memerlukan gula untuk mengembalikan kebugaran otak rasional mereka, tetapi mereka tidak mendapatkan asupan tenaga, karena yang diminum limun dengan gula tiruan.

Penelitian ini juga membantu menjelaskan mengapa kita mudah marah ketika kelaparan dan kelelahan, otak kita kurang mampu menekan emosi-emosi negatif.

Prefrontal cortex memiliki kemampuan yang sangat terbatas, terpengaruh oleh mental.
Oleh karena kemampuannya yang sangat terbatas itu, dia selalu menggeneralisasikan segala sesuatu, menyederhanakan kompleksitas kehidupan agar lebih mudah dikelola.

Namun, saat dia kelelahan, tidak ada yang mengontrol emosi, sehingga mudah marah

Untuk menghilangkan bad mood. Kita harus membuka pandangan kita lebih jauh dan optimis. Hal itu akan mengurangi pikiran terhadap masalah yang dihadapi saat itu juga.

Semoga berguna  :)

Sumber : How We Decide "Jonah Leher"





Post Lama






Post Terbaru